BLOG PENDUKUNG

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Powered by Blogger

Powered by Blogger

27 Agustus 2009

Prosedur Pengecekan Aki Drop & Sistem Pengisian


gbr.1

gbr.2

gbr.3
Masalah aki ngedrop mungkin juga Anda alami pada tunggangan kesayangan. Apapun itu motornya. Dengan catatan, kondisi motor masih standar alias belum ada penambahan aksesori kelistrikan lo. Nah, kalau sudah begitu, gampang saja kok menelusuri penyebabnya.

Prosedur ngeceknya gini. Kita praktikkan di Honda Supra X 100 cc (mirip Grand dan Revo lama). “Mula-mula yang mesti dicek, kondisi aki. Periksa apakah volume air akinya memadai atau tidak, sel-sel aki rusak atau tidak dan lainnya,” kata Sainih, kepala instruktur Hartomo Mechanical Training Center (HMTC) Depok, Jabar.

Ciri-ciri baterai yang kondisinya jelek/rusak, lanjut Sainih, antara lain bila pada bagian sel aki terdapat jamur (warna putih keabu-abuan) atau tampak hitam gosong (gbr.1). “Jika keadaannya demikian, sebaiknya ganti aki baru. Namun bila aki baik-baik saja, lanjutkan periksa tegangannya. Dan langkah ini sebaiknya dilakukan dalam kondisi kabel positif (+) maupun negatif (-) aki dilepas dari terminalnya,” terang pria asli Betawi ini.

Ukur tegangan aki pakai multitester dengan skala 50 DC Volt. Tapi sebelumnya, bersihkan dulu terminal aki dari kotoran atau kerak yang menempel pakai sikat kawat atau ampelas (gbr.2). “Sebab kotoran atau kerak tadi dapat menimbulkan hambatan yang bikin arus listrik tidak tersalur dengan optimal,” lanjut Sainih.

Jika sudah, hubungkan kabel positif (+) dari multitester ke terminal positif (+) aki. Sedang kabel negatif (-) multitester ke terminal negatif (-) aki (gbr.3). Lalu amati output yang keluar pada multitester menunjukkan angka berapa. “Tegangan ideal aki berkisar 12-12,3 Volt. Kalau kurang dari segitu, tandanya aki memang tekor,” ucapnya.

Sebaliknya jika sudah sesuai namun komponen kelistrikan motor tak dapat dioperasikan dengan normal kayak klakson, motor starter dan lainnya, kemungkinan besar yang bermasalah bukan aki. “Bisa karena sekring putus, soket-soket kabel yang terhubung ke komponen kelistrikan tersebut kotor, ada kabel yang putus atau part kelistrikan terkait bermasalah,” jelas Sainih.

Nah, kalau ternyata akinya yang tekor, masih kata pria kelahiran 19 Agustus 1980 ini, lakukan pemeriksaan pada sistem pengisian. Caranya, pasang kembali kabel positif (+) dan negatif (-) aki, lalu hidupkan mesin. Lalu tempelkan lagi kabel positif (+) dan negatif (-) multitester ke terminal aki kayak tadi, lalu perhatikan berapa out put tegangan yang dihasilkan.

“Idealnya, pada kondisi mesin stasioner (langsam), tegangan pengisiannya minimal 12,5 Volt. Sedang pada 5.000 rpm sekitar 13,5 volt dan di putaran tinggi maksimal 14,5 volt. Lebih dari itu artinya terjadi overcharge. Lama-lama akan bikin aki cepat jebol. Umumnya overcharge disebabkan regulator rectifier/kiprok yang bermasalah. Wajib diganti,” jelasnya.

Tapi sebaliknya bila voltase pengisian kurang dari 12,5 volt, ada beberapa kemungkinan penyebabnya. “Pertama, bisa karena soket kabel pengisian dari sepul ke regulator dan terminal aki kotor. Atau sepul pengisiannya bermasalah,” ujar warga Kampung Kandang, Jagakarsa, Jaksel itu. Untuk memastikannya, coba bersihkan dulu soket kebel yang terhubung ke kiprok dan terminal aki. Lalu ukur ulang tegangan pengisiannya.

“Bila masih saja kurang, kemungkinan besar letak masalah ada pada sepul pengisian,” jelas pria kelahiran 19 Agustus 1980 itu. Nah, untuk mengetahui permasalahan pada kiprok atau sepul pengisiannya,.

Penulis/Foto: DiC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar